Kabar soal Tiko dan Ibu Eny hingga kini masih terus menjadi sorotan. Terbaru, fakta mengejutkan diungkap dari keluarga besar Herman Moedji Susanto alias ayah Tiko.
Kisah Tiko yang viral merawat sang ibunda bernama Eny yang depresi usai ditinggal sang suami kembali ke kampung halaman membuat berbagai pihak memberikan klarifikasi.
Sebelumnya publik sempat mempertanyakan keberadaannya Herman Moedji Susanto, pihak keluarga ayah Tiko pun muncul dan mengungkap berbagai fakta mencengangkan di balik penyebab terlantarnya Tiko dan Ibu Eny.
Sumaryono yang mengaku sebagai kerabat terdekat ayah Tiko dalam podcast DenDenny menyebut bila kepergian Herman lantaran diusir oleh sang istri.
Tak hanya itu, ia juga mengaku sering berkunjung ke rumah mewah yang berada di daerah Cakung, Jakarta Timur sering merasa bila kehadirannya tidak diterima oleh ibu Eny.
"Ada faktor nyonyanya (bu Eny) kurang berkenan jadi kami tu kadang-kadang 'ah ngapain sih kesana' nanti kita dikira mau minta-minta gitu. Pokoknya sungkan lah, kita tau diri lah," kata Sumaryono.
Hal itu juga membuatnya kehilangan komunikasi dengan keluarga Ibu Eny setelah Herman pergi dari rumah dan meninggal tahun 2015 silam.
Sumaryono juga menyebut bila gangguan kejiwaan yang dialami oleh bu Eny sudah ada sejak sebelum menikah dan kerap kambuh.
"Karna saya dengar dulu ibu Eny tu dari sebelum nikah tu sudah ada pernah ke RSJ, ada kelainan, ada riwayat jadi kayaknya kambuhan juga," katanya.
Sumaryono juga membantah jika ayah Tiko Herman Moedji Susanto meninggalkan keluarga. Kata dia,perpisahan tersebut disebabkan lantaran ibu Eny yang tidak terima ekonomi sang suami menurun sehingga Herman diusir dari rumah mewah tersebut.
"Mungkin cekcok karna mungkin masalah ekonomi, karna dulu kan jaya terus pak Puh sudah ujur bisnisnya makin redup gak terima, kan biasanya gitu, ibarat habis manis sepah dibuang kan ada," ungkap Sumaryono.
"Jadi dia waktu itu memang kondisi ekonomi sudah turun nah si istri mungkin ya gak terima lah dan sedih lagi, itu disuruh naik truk bareng sama barang-barang itu. Itu dikampung terkenal tu 'pak Moedji itu ditundung' istilah jawa kan ditundung," sambungnya.
Sumaryono juga mengatakan bahwa ia ingin meluruskan kisah tersebut agar mendiang Herman Moedji Susanto tidak difitnah.
"Jangan sampai yang sudah meninggal seolah-olah dia itu meninggalkan tanggung jawab meninggalkan anak istri, itu yang gak benar," ujar Sumaryono.
Kontributor: Mira Puspito