Bulan suci Ramadhan yang didambak-dambakan seluruh umat Islam di dunia akan tiba sebentar lagi. Di bulan penuh berkah tersebut setiap muslim wajib puasa.
Perintah puasa Ramadhan termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 183, yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Dalam menjalankan ibadah puasa, niat puasa tidak boleh dilewatkan. Niat menjadi syarat sah puasa dan bahkan termasuk rukun puasa.
Adapun niat puasa Ramadhan secara harian, dapat dilakukan saat sahur, sebagai berikut:
Baca Juga:Kenapa PBNU Pakai Rukyatul Hilal Tentukan Awal Puasa Ramadhan, Ini 2 Alasannya
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala".
Lantas bolehkah niat puasa Ramadhan langsung sebulan penuh?
Dikutip dari NU Online, terkait niat puasa Ramadhan sebulan penuh ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Ada yang membolehkan, ada juga yang tidak.
Melansir artikel berjudul Lafal dan Cara Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dijelaskan bahwa tiga mazhab selain Malikiyah, wajib mengulangi niat di setiap puasa.
Baca Juga:Penentuan Awal Puasa Ramadhan, PBNU Lakukan Rukyatul Hilal di 50 Titik
Sementara, pendapat Mazhab Malikiyah membolehkan mengumpulkan niat puasa sebulan di malam pertama bulan Ramadhan.
Alias tidak perlu mengulangi niat puasa di hari berikutnya.
Pendapat Malikiyah ini banyak diadopsi di Indonesia, meski penduduknya mayoritas penganut mazhab Syafi'i. Hal ini, tentu di bawah bimbingan para kiai dan masyayikh.
Salah satunya dengan merujuk kalam Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH A Idris Marzuqi di dalam karyanya Sabil al-Huda yang berisikan himpunan wadhifah dan amaliah.
"Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja."
"Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa,” demikian bunyi kalam KH A Idris Marzuqi dalam Kitab Sabil al-Huda, halaman 51.
Dalam kitab tersebut, KH A Idris Marzuqi mencontohkan lafazh niat puasa Ramadhan sebulan penuh sebagai berikut:
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta'ala".
Meski telah membaca niat puasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam tetap dianjurkan membaca niat di hari-hari berikutnya.
Bacaan niat sebulan penuh sebagai antisipasi bilamana di kemudian hari lupa niat, puasanya tetap sah dan bisa diteruskan. Sebab dicukupkan dengan telah niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan.