Sudah lebih dari sebulan pilot Susi Air Philip Mark Mahrtens disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya.
Pemerintah pun terus melakukan pendekatan persuasif dalam pembebasan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut.
"Kami tidak mau secara frontal yang menyebabkan bertambahnya korban," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Jumat (24/3/2023).
"Kami tetap melakukan pendekatan secara persuasif bersama bupati dan tokoh masyarakat dalam upaya membebaskan pilot Susi Air yang disandera KKB," sambungnya.
Baca Juga:Tiga Pekan Disandera OPM, Begini Kondisi Terkini Pilot Susi Air Philip Mark
Terkait kondisi sang pilot, Yudo menambahkan berdasarkan laporan aparat kepolisian daerah setempat kondisinya masih dinyatakan aman.
Sebelumnya, Yudo menjelaskan keberadaan pasukan TNI di Papua untuk membantu Polri dalam melakukan operasi penegakan hukum.
Dia menambahkan tidak ada penambahan pasukan karena kondisi saat ini pun sudah berjalan, baik yang organik maupun yang didatangkan dari luar Papua.
"Pasukan TNI itu, selain untuk pengamanan perbatasan darat dan laut, juga melaksanakan operasi mem-back up Polri untuk penegakan hukum," jelasnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keselamatan pilot Susi Air Philip Mark Mahrtens menjadi prioritas utama dalam upaya pembebasan dari OPM.
"Senin malam (20/3), kami sudah rapat internal yang salah satunya membahas masalah itu," kata Jokowi usai meresmikan Gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura, Papua, Selasa.
Dengan mengutamakan keselamatan pilot Capt Philip tersebut sebagai prioritas, maka upaya pembebasan dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
OPM pimpinan Egianus Kogoya sejak tanggal 7 Februari menyandera Philip Mark Mahrtens sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Selain menyandera Philip, OPM juga membakar pesawat jenis Pilatus Porter milik Susi Air tersebut.