Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran, R. Widya Setiabudi Sumadinata menilai FIFA menerapkan standar ganda dalam menyikapi penolakan terhadap Tim Nasional Sepak Bola Israel dalam ajang Piala Dunia U-20.
Pasalnya, FIFA pernah mengeluarkan Rusia dari Piala Dunia usai negara itu melakukan invasi bersenjata ke Ukraina. Sanksi terhadap Rusia itu diharapkan dapat meredakan konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina.
Namun sikap serupa tak ditunjukkan FIFA meski Israel telah jelas melakukan penjajahan dan penindasan terhadap Rakyat Palestina.
Widya menilai, sanksi serupa seharusnya diberikan pada Federasi Sepak Bola dan Tim Nasional Israel yakni tak boleh bermain di seluruh kompetisi sepak bola internasional.
Baca Juga:18 Ucapan Selamat Berbuka Puasa Lucu 2023, 'Buka dengan yang Manis Tapi Bukan Foto Mantan'
"Jadi selama ini saya lihat juga FIFA standar ganda, ngelarang Timnas Rusia. Harusnya sama," kata dia saat dihubungi Suara.com, Senin (27/3/2023) malam.
Bukannya memberikan sanksi pada Timnas Israel, FIFA malah memutuskan untuk membatalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali lantaran ada pihak-pihak di Indonesia yang kehadiran Timnas Israel dalam gelaran Piala Dunia U-20.
Penolakan terhadap Timnas Israel bahkan disuarakan oleh kepala daerah seperti Gubernur Bali I Wayan Koster hingga partai pendukung pemerintah, PDI Perjuangan.
Lebih lanjut Widya mengatakan, tak ada korelasi antara olahraga dengan sikap politik suatu negara. Untuk itu, ia mengatakan Indonesia harus konsisten mengecam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Pemerintah dan Militer Israel terhadap Rakyat Palestina. Namun tak harus menolak keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Pasalnya, jika olahraga dikaitkan dengan sikap politik suatu negara, banyak negara yang bakal mendapat penolakan untuk berlaga di ajang kompetisi internasional.
Baca Juga:4 Tempat Favorit Berburu Takjil Ramadhan di Palembang, Banyak Makanan Tradisional Selain Pempek
"Termasuk nanti Iran, Timnas Iran, atlet apa pun kemudian dikeluarkan dari event olahraga karena dianggap Iran sebagai musuhnya negara Barat," ujarnya.