Waketum PSSI Zainudin Amali cemaskan potensi sanksi dari FIFA kepada Indonesia pasca induk sepakbola dunia itu mencabut status RI sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
FIFA secara resmi telah membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Rabu (29/3/2023) malam melalui pernyataan resminya.
Pada pernyataan itu, FIFA tidak memberi alasan konkret mengapa Indonesia dibatalkan menjadi tuan rumah.
Hanya menyebut keputusan itu diambil dengan memperhatikan perkembangan situasi terkini.
"Kita sudah tahu keputusan FIFA bahwa kita dicabut ketuanrumahan kita."
"Tinggal yang ditunggu tindakan susulan, tentu saya berharap jangan sampai kita kena sanksi berat," kata Zainudin setelah menemui para pemain Timnas Indonesia U-20 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (30/3).
Zainudin mengingatkan sebelumnya Indonesia sudah pernah dihukum FIFA pada 2015 karena pemerintah dianggap mengintervensi PSSI.
Saat ini menurut Zainudin situasinya berbeda dan terdapat potensi hukuman yang lebih berat.
"Kita tahu kita tidak bisa, maka tidak bisa main di pertandingan yang diatur oleh FIFA di semua level, dunia maupun ASEAN."
Baca Juga:Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ganjar ke Pemain Timnas: Ini Bukan Kiamat
"Kita sudah tidak bisa lagi melaksanakan FIFA match day, negara lain yang yang anggota FIFA juga tidak mungkin datang ke sini. Kita tidak bisa keluar," ujar mantan Menpora itu.
Menurut Zainudin, terdapat pula dampak sanksi lain yang mungkin diterima Indonesia yakni pada kompetisi-kompetisi yang dinaungi PSSI.
"Kan ujung kompetisi itu terbentuknya timnas. Kalau timnas tidak bisa berkompetisi, keluar dari event FIFA, tentu kita tidak melakukan pembentukan timnas. Itu yang paling berat buat kita di samping lain-lain," ujar Zainudin.
"Jadi kita tidak bicara lagi Piala Dunia, tapi bagaimana menyelamatkan sepakbola Indonesia, Mohon doanya," tambahnya.